Kamis, 21 Februari 2013

Budaya Membuang Sampah pada Tempatnya



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang berakal memiliki berbagai pemikiran dan aktivitas. Hal ini memunculkan suatu kebiasaan dimana manusia berusaha menciptakan suatu kondisi yang menguntungkan bagi kehidupannya. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia memunculkan suatu kebiasaan yang disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan merupakan segala aktivitas yang berkaitan dengan manusia mulai dari pemikiran, tingkah laku dan lain sebagainya.
Manusia sebagai makhluk yang berkebudayaan akan berusaha menghasilkan dan menciptakan berbagai hal untuk menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Berbagai kebudayaan yang dianggap baik dilakukan dan diterapkan kepada seluruh masyarakat. Hampir seluruh tempat di dunia ini memiliki kebudayaan yang berbeda – beda, namun tetap memiliki tujuan yang sama yaitu untuk kemasyhuran umat manusia.
Akan tetapi tidak semua kebiasaan dilakukan dengan benar dan terkadang pula ada beberapa orang yang tak terbiasa menerapkan kebudayaan yang baik. Salah satu kebudayaan yang saat ini sulit diterapkan dengan benar adalah kebudayaan menjaga kebersihan. Berbagai kalimat “Jagalah Kebersihan” ditempel di tempat – tempat umum, namun tak sedikit orang yang mengabaikannya. Hal ini perlu dimunculkan suatu pemikiran lain untuk mengatasi hal tersebut.
Seperti halnya yang telah dibahas di atas, bahwa suatu pemikiran juga merupakan salah satu kebudayaan karena merupakan aktivitas dari manusia. Kebudayaan yang dianggap dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan adalah kebudayaan membuang sampah pada tempatnya. Dengan menanamkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya sejak dini, akan memberikan dampak positif pada lingkungan yang nantinya akan menguntungkan bagi kehidupan manusia. Dalam makalah ini penulis akan membahas secara lebih rinci tentang budaya membuang sampah pada tempatnya.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1.      Mengetahui hakikat manusia dan kebudayaan
2.      Mengetahui hakikat peradaban
3.      Memberikan gambaran tetang hubungan manusia dengan lingkungannya
4.      Mengetahui pentingnya akan budaya membuang sampah pada tempatnya
1.3.  Rumusan Masalah
Menurut uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari  hakikat manusia dan kebudayaan?
2.      Apa pengertian dari hakikat peradaban?
3.      Bagaiman gambaran tentang hubungan manusia dengan lingkungannya?
4.      Mengapa budaya membuang sampah pada tempatnya menjadi suatu hal yang dianggap penting?

 BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Manusia dan Kebudayaan
2.1.1.    Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan yang memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi. Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Akal adalah kemampuan berfikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Dengan akal budi manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia.
2.1.2.    Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal) diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Budi merupakan unsur rohani, sedangkan daya adalah unsur jasmani manusia. Dengan demikian budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
Definisi kebudayaan telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Beberapa contoh sebagai berikut.
a.       Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun – temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.
b.      Andreas Eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, moral, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur – struktur sosial, religius, dan lain – lain, ditambah lagi dengan pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
c.       Edward B.Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan – kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
d.      Selo Soemadjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e.       Koentjoroningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda – benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang kesemuanya itu ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakatnya.
Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi akal dan budi daya. Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan dan mengembangkan kebudayaan. Terciptanya kebudayaan adalah hasil dari interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini. Hasil interaksi binatang dengan alam sekitar ini membentuk kebudayaan, tetapi hanya menghasilkan pembiasaan saja. Hal ini karena binatang tidak berbekal akan budi, tetapi hanya nafsu dan naluri tingkat rendah.
Karena manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah makhluk berbudaya. Kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia. Dengan kebudayaanya, manusia mampu menampakkan jejak -  jejaknya dalam panggung sejarah dunia.
2.2.  Pengertian Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan erat dengan kebudayaa. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemmapuan rasa manusia melalui alat – alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk – bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban.
Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan peradaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species. Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi.
2.3.  Hubungan Manusia dan Lingkungannya
Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi sangatlah mempengaruhi kondisi lingkungannya. Secara tidak langsung manusia yang berusaha meningkatkan kehidupannya, akan mengelola dan menggunakan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk menciptakan hal baru yang dianggap menguntungkan bagi kelangsungan hidup manusia.
Manusia akan melakukan berbagai perubahan pada lingkungannya dari waktu ke waktu. Hal ini terlihat pada kehidupan di kota yang dipadati oleh manusia sangat terlihat perubahannya dari pada di desa yang masih terasa lebih alami karena penduduknya yang cenderung lebih sedikit. Dan tak dapat dipungkiri pula bahwa selama berjalannya waktu, kepadatan penduduk setiap wilayah semakin meningkat.
Memiliki dan menikmati segala yang ada dilingkungannya merupakan hal yang salah jika tidak diimbangi dengan pelestarian. Oleh karena itu mengelola dan menjaga lingkungan merupakan suatu hal yang menjadi tanggung jawab manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi.
Mengola dan menjaga lingkungan dapat dimulai dari berbagai hal yang kecil namun memiliki dampak yang besar bagi lingkungan. Salah satu cara untuk menjaga lingkungan adalah dengan membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.
2.4.  Budaya Membuang Sampah pada Tempanya
Manusia yang memiliki banyak aktivitas pastilah menghasilkan berbagai hal yang dianggap sampah. Namun akan tidak benar jika sampah – sampah yang dihasilkan oleh manusia ini merusak dan mencemari lingkungan. Sampah merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan di bumi ini. Jika sampah dibiarkan berserakan begitu saja maka akan menyebabkan berbagai hal buruk seperti banjir dan lain sebagainya.
Data dari Kementrian Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa setiap individu menghasilkan rata-rata 0,8 kilogram sampah per hari. Hal ini jelas bahwa permasalahan sampah sangatlah berkesinambungan dengan aktivitas manusia yang tidak baik yaitu kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Selain memiliki dan memanfaatkan lingkungan yang ada, manusia hendaknya juga merawat dan melestarikan lingkungan. Sehingga segala yang ada di lingkungan tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh anak cucu mereka. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan kebiasaan – kebiasaan baik yang dapat membantu dan mencegah berbagai pencemaran lingkungan.
Budaya membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu hal kecil yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Melalui budaya membuang sampah pada tempatnya, secara tidak langsung akan memberikan dampak positif, baik bagi lingkungan maupun bagi manusia. Sehingga membudayakan membuang sampah pada tempatnya merupakan hal wajib yang harus dibiasakan sejak dini.

BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan yang memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi. Dengan akal budi manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia. Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi akal dan budi daya. Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan dan mengembangkan kebudayaan. Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi sangatlah mempengaruhi kondisi lingkungannya. Secara tidak langsung manusia yang berusaha meningkatkan kehidupannya, akan mengelola dan menggunakan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk menciptakan hal baru yang dianggap menguntungkan bagi kelangsungan hidup manusia. Budaya membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu hal kecil yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Melalui budaya membuang sampah pada tempatnya, secara tidak langsung akan memberikan dampak positif, baik bagi lingkungan maupun bagi manusia. Sehingga membudayakan membuang sampah pada tempatnya merupakan hal wajib yang harus dibiasakan sejak dini.
3.2.  Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah yang kami susun menjadi lebih baik.

 DAFTAR PUSTAKA
Hadian, Ahlan. 2012. MAKALAH Ilmu Budaya Dasar : Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya. http://ahlanhadian.blogspot.com/2012/06/makalah-ilmu-budaya-dasar-manusia.html (Diakses pada tanggal 10 Desember 2012)
Herimanto dan Winarno. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Marboen, Ade. 2012. Buang sampah pada tempatnya itu menyenangkan. http://www.antaranews.com/berita/300292/buang-sampah-pada-tempatnya-itu-menyenangkan(Diakses pada tanggal 10 Desember 2012)
Sonai, Ubed Fahrudin A. 2010. Optimasi Pembuatan Plastik Biodegradable Berbasis Ubi Kayu Dengan Aditif Senyawa Limonen Dari Kulit Jeruk Untuk Meningkatkan Elastisitas. http://kemahasiswaan.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/PKM-GT-10-UM-Ubed-Optimalisasi-Pembuatan-Plastik-.pdf(Diakses pada tanggal 11 November 2012)
2012. Manusia dan Lingkungan. isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2049493101.pdf (Diakses pada tanggal 10 Desember 2012)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar